Progressive Rock

Thursday, November 20, 2008 comments
Musik mungkin sudah tidak dapat dipisahkan dari hidup kita. Musik memiliki begitu banyak jenis atau genre, dari musik klasik, blues, pop, rock, jazz, fussion, etnik dan lain sebagainya.Sebelum kita membahas tentang progressive rock, ada baiknya kita lebih kenal terlebih dahulu dengan akarnya, musik rock.


Rock atau persisnya rock ‘n roll tidak lepas dari musik yang bernama blues. Jika tidak percaya, coba Anda memutar lagu atau memainkan musik rock ‘n roll tetapi temponya diperlambat. Setelah dicermati, Anda akan mendengar cengkoknya, yaitu blues. Musik blues ini lahir dari para budak Afrika yang dibawa ke benua Amerika pada sekitar 150 tahun lalu. Kondisi mereka sangat memprihatinkan; buta huruf, bodoh dan miskin. Sebenarnya mereka tidak mengenal blues di daerah asalnya, Afrika. Blues dan musik rock ‘n roll lahir saat mereka belajar bagaimana musik bisa melupakan penderitaan sementara waktu. Blues menggambarkan kesedihan, tapi mereka menyanyikan lagu jenis ini adalah untuk membebaskan dan melupakan rasa pedih. Blues, dengan kesederhanaan lagu, lirik, rhytm dan chords-nya menjadi begitu menghibur hati bagi mereka.



Berjalannya waktu, musik blues berkembang, didukung dengan berkembangnya instrumen musik, variasi suara manusia dan rhytm, dimana selanjutnya akan berkembang menjadi genre ragtime, gospel gereja, jazz dan r&b. Warga kulit putih Amerika mulai suka akan musik-musik jenis ini, mereka mulai bereksperimen dan mengembangkannya sehingga menjadi country, swing, big band, folk dan rock ‘n roll.



Pada era perang, musik rock ‘n roll makin berjaya, apalagi karena musiknya yang upbeat, keras, menarik dan bisa menimbulkan semangat yang berpacu. Para remaja menjadi lebih menyukai karena menganggap lagu love song, tanpa beat menghentak, dan komposisi yang membuat mata kita mengantuk, adalah musik orang tua. Sejak itu, musik rock ‘n roll mulai menjadi tren di kalangan anak muda dari generasi ke generasi sebagai simbol pemberontakan dari nilai-nilai yang diturunkan oleh generasi pendahulunya.

Ada beberapa aliran yang lahir dari rock ‘n roll, seperti heavy metal, rhythm & blues, art rock, new wave dan masih banyak lagi. Sekitar awal dekade 60-an, rock ‘n roll menjadi sebuah pergerakan, gaya hidup, budaya dan ideologi. Budaya pop mulai hancur dan era baru mulai lahir. Coba lihat, Elvis, Bob Dylan, Rolling Stones, Beatles, Doors, Jimi Hendrix, Led Zeppelin, Black Sabbath dan masih tak terhitung tokoh legenda yang lahir. Mereka menjadi inspirasi pada musik rock moderen masa kini.



Pada akhir dekade 60-an dan awal dekade 70-an, lahir sebuah aliran yang bernama psychedelic. Gitaris kidal jenius Jimi Hendrix dan grup musik Pink Floyd (era vokalis Syd Barret) membuka jalan bagi perubahan. Bahkan Beatles dan Rolling Stones pun tidak bisa menahan godaan untuk ikut mengembangkan jenis musik ini, walau hanya satu album. Sejak itu, berkembanglah aliran baru yaitu progressive rock . Grup-grup musik yang mempopulerkan aliran musik ini antara lain seperti Yes, King Crimson, Van der Graaf Generator, Gentle Giant, Genesis dan lain-lain.



Progressive rock adalah salah satu aliran dari musik rock yang cukup unik. Malah sebagian rocker menganggap jenis musik ini adalah ‘rock haram’ karena perilakunya yang menyimpang dari pakem atau cengkok musik rock (rock ‘n roll) pada umumnya. Jika dicermati lebih lanjut, memang terlihat jelas perbedaannya. Mengapa dinamakan progressive, karena alur chords dan nadanya progressive atau berkembang.

Cengkok musik rock yang kita ketahui memiliki ciri-ciri dominan suara distorsi gitar, ketukan drum yang kuat, ataupun suara serak dari vokalisnya. Dalam satu badan lagu, terlihat jelas pola perpindahan chordnya yang sederhana. Jenis chordsnya pun menggunakan chords yang pokok saja. Simpel!



Lalu bagaimana dengan progressive rock? Progressive rock memiliki struktur lagu yang berbeda. Yang membedakan antara lain adalah penggunaan tangga nada, chords, ataupun ketukan beat drum yang lebih rumit dari lagu rock umumnya. Unsur-unsur dari jenis musik lain seperti klasik, jazz, thrash metal atau bahkan tangga nada pelog slendro gamelan pun bisa dicampuradukan disini. Musik progressive memiliki durasi yang lebih panjang dari musik rock biasa. Bayangkan, lagu Echoes dari Pink Floyd memiliki durasi sampai 23 menit. Skill bermain alat musikpun menjadi keharusan. Tangga Nada yang digunakan sangat beragam. Bisa pentatonic blues, ethnic hingga yang dissonant (miring), seperti yang sering digunakan dalam musik jazz. Lirik lagunya seperti orang bercerita dan seringkali begitu indah bagai puisi. Keyboard dan synthesizer biasanya digunakan untuk memperkaya suara.



Sama seperti musik jazz, dalam musik progressive ini umumnya tidak ada pemain yang dominan. Mereka seakan satu senyawa melebur jadi satu. Coba dengar lagu jazz dari grup Fourplay, siapa yang dominan? Bob James dengan pianonya? Nathan East dengan bas 6 senarnya? Larry Carlton dengan gitarnya? Atau Harvey Mason dengan drumnya? Jawabannya tidak ada. Mereka kompak saling mengisi sehingga terdengar tidak ada yang dominan.



Untuk mengenal lebih dalam, salah satu contoh lagu rock progressive terkenal adalah dari grup musik Queen, yaitu Bohemian Rhapsody. Lagu yang mengunakan kata Bismillah pada reff-nya ini diciptakan oleh almarhum Freddie Mercury pada awal tahun 70-an dan lagu ini cukup merepresentasikan apa itu progressive rock. Ada nada lambat mendayu-dayu diiringi piano, ada suara koor yang melodis, ada teriakan ala pakem musik rock, ada suara gitar dengan distorsi keras, dan ada ketukan drum yang berubah-ubah temponya.



Belum cukup musik rock terkena wabahnya, musik heavy metal pun ikut ‘terkontaminasi’ dengan aliran progressive. Bunyi sayatan gitar yang melengking menusuk telinga dan degupan drum yang cepat, masih terasa kurang indah. Nada-nada lembut dan sayu bisa dilebur menjadi sebuah komposisi yang menghipnotis jiwa. Grup musik yang masuk dalam genre ini antara lain Dream Theater, Iron Maiden, Pain of Salvation, Opeth, Symphony X, Fates Warning, Shadow Gallery, Liquid Tension Experiment (proyek sampingan gitaris dan drummer Dream Theater, John Petrucci dan Mike Portnoy), Derek Sherinian (mantan pemain keyboard Dream Theater), Porcupine Tree dan masih banyak lagi.



Berhubung band progressive rock mancanegara yang dikenal di negeri kita adalah Dream Theater -dimana para anggotanya memiliki skill bermusik yang benar-benar luar biasa hebatnya- para pemain band kita umumnya sudah merasa rendah diri terlebih dulu ketika mendengar atau ingin mencoba bermain dengan apa yang disebut progressive rock. Padahal, progressive rock itu tidak identik dengan hanya menonjolkan permainan musik yang cepat, permainan nada yang meliuk-liuk, atau irama drum yang jungkir balik macam akrobat. Yang terpenting dari musik ini adalah ekspresi jiwa yang dituangkan lewat nada.


comments